Ilmu Pengetahuan Tentang Oxium

Selasa, 11 April 2023

Mendesain ulang/memikirkan kembali plastik bukanlah hal yang mudah. Plastik sudah ada sejak tahun 1970-an dan belum mengalami perubahan signifikan sejak saat itu. Seperti banyak unicorn yang muncul dalam beberapa tahun terakhir, Greenhope mendisrupsi industri ini dengan teknologi plastik biodegradable yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk penelitian dan pengembangan serta 7 tahun untuk proses paten di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia. Pada artikel ini kami akan mencoba menguraikan ilmu pengetahuan di balik penemuan pertama Greenhope: OKSIUM.

OXIUM adalah bahan tambahan yang dapat terurai secara alami, yang jika ditambahkan dalam jumlah kecil (biasanya 3% - 5%) ke dalam produksi plastik konvensional berbasis minyak bumi akan mempercepat siklus akhir masa pakainya dari 500 tahun menjadi hanya 5 tahun. Plastik oxo-biodegradable adalah plastik konvensional yang mengandung katalis berbasis logam yang dirancang untuk mempercepat penguraian molekul polimer hingga tereduksi menjadi ukuran yang dapat terurai secara hayati (Intertek, 2018). Untuk menjelaskan plastik oxo-biodegradable lebih lanjut, CEN/TR 15351 mendefinisikannya sebagai, "degradasi yang diidentifikasi sebagai hasil dari fenomena oksidatif dan yang dimediasi oleh sel, baik secara simultan maupun berurutan."

Untuk membuktikan bahwa OXIUM memang mempercepat proses biodegradasi, OXIUM telah melewati berbagai proses pengujian dan sertifikasi seperti ASTM D-6954 (Panduan Standar untuk Mengekspos dan Menguji Plastik yang Terurai di Lingkungan dengan Kombinasi Oksidasi dan Biodegradasi), Ekolabel Indonesia, Ekolabel Malaysia dan Ekolabel Singapura. Selain itu, sebuah penelitian gabungan independen yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro dan Universitas Dian Nuswantoro, yang mengevaluasi efektivitas mikroalga Dunaliella salina dalam proses biodegradasi plastik OXIUM teroksidasi dan plastik HDPE, menyimpulkan penelitian tersebut dengan menyatakan, "Selama proses fotooksidasi, plastik (OXIUM) menyerap sinar UV, dan dengan bantuan oksigen dari lingkungan sekitar, polimer mengalami pembentukan radikal bebas yang mempercepat pemutusan rantai polimer. Reaksi ini menghasilkan pembentukan gugus karbonil, yang mengurangi berat molekul dan meningkatkan hidrofilisitas plastik." Selain itu, penelitian tersebut menyatakan bahwa telah terbukti bahwa zat aditif pro-oksidan yang ada dalam plastik OXIUM dapat mempercepat proses biodegradasi, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan drastis dalam laju pertumbuhan D.salina dalam reaktor yang mengandung mikroplastik OXIUM dibandingkan dengan reaktor yang mengandung mikroplastik HDPE.

Singkatnya, polimer plastik konvensional terdiri dari rantai polimer yang panjang sekitar 250.000 Dalton, dan melalui proses oxo-biodegradable, OXIUM memecah rantai tersebut menjadi 5.000 Dalton dalam waktu yang jauh lebih singkat, di mana organisme seperti mikroalga dapat memakannya dan mencapai penguraian secara sempurna dan aman (Intertek, 2018). Jika kita, sebagai masyarakat, dapat mengurangi aliran sampah plastik dan menerapkan teknologi OXIUM untuk mengurangi waktu penguraian plastik konvensional, penumpukan sampah plastik tidak akan terjadi dan masalah polusi plastik tidak akan ada lagi.

Intertek (2018). Plastik Oxo-Biodegradable dan Masalah Plastik Mikro: Menuju Pendekatan yang Logis. 6p.

Hadiyanto, H., Khoironi, A., Dianratri, I., Huda, K., Suherman, S., Muhammad, F. (2022). Biodegradasi polietilen densitas tinggi teroksidasi dan plastik teroksidasi menggunakan mikroalga Dunaliellasalina, Polutan Lingkungan dan Ketersediaan Hayati, 34: 1, 469-481, DOI: 10.1080/26395940.2022.2128884. https://doi.org/10.1080/26395940.2022.2128884

Resin oksium foto oleh greenhope