Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia menyelenggarakan Green Economic Expo (GEE) dengan tema besar “Advancing Technology, Innovation, and Circularity.” Pameran yang berlangsung pada 3-5 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).
Dalam pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut, Bappenas juga meluncurkan Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Nasional 2025-2045 serta Peta Jalan Pengelolaan Kehilangan dan Sampah Pangan dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia berkomitmen mengatasi perubahan iklim dengan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan agar generasi mendatang dapat memperoleh manfaat dari upaya tersebut. Oleh karena itu, penurunan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) menuju net zero emisi diupayakan melalui ekonomi hijau yang berbasis pada pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim.
Hal ini sejalan dengan visi Greenhope untuk berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim yang semakin berdampak parah terhadap bumi. Selain itu, Greenhope bertujuan untuk menjadi solusi permasalahan sampah plastik dengan mendorong transisi dari penggunaan plastik konvensional ke plastik ramah lingkungan.
Greenhope turut andil pada sesi talkshow di hari Jumat (5/7) bertajuk “Percepatan Sirkularitas Industri Bioekonomi”. Salah satu pembicara utama, Staf Khusus Presiden Bapak Diaz Hendropriyono, menegaskan bahwa kedua peta jalan dan rencana aksi nasional terkait ekonomi sirkular yang dikeluarkan Bappenas harus mengadopsi strategi bottom-up, dengan mempertimbangkan potensi di lapangan dan memasukkan kearifan lokal. .
Co-Founder & CEO Greenhope, Bapak Tommy Tjiptadjaja, merupakan salah satu dari enam panelis dalam acara bincang-bincang tersebut. Beliau menyatakan bahwa Greenhope merupakan wirausaha sosial yang sangat sinergis dengan bioekonomi yang telah dijelaskan sebelumnya oleh Bapak Diaz Hendropriyono. Harapan besarnya, semua bisnis di masa depan tidak hanya fokus pada keuntungan, namun juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Ia menjelaskan Greenhope berinovasi untuk mengatasi pencemaran sampah plastik yang merupakan ancaman laten bagi keberadaan seluruh umat manusia. Inovasi bioplastik Greenhope membangun ekonomi sirkular berbasis SDG dengan menghubungkan sumber daya nabati di Indonesia dengan alternatif plastik modern, rendah karbon, terbarukan, dan dapat terurai secara hayati yang memberikan dampak positif bagi petani.
Peluang Indonesia untuk berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan dunia melalui bioekonomi dan keanekaragaman hayati terbuka lebar. Jika bioplastik kita dapat memenuhi 1% dari 30 miliar konsumsi sampah/kantong belanja di Jepang per tahunnya, hal ini dapat memberikan dampak positif bagi lebih dari 5000 petani singkong dan keluarganya, serta lebih dari 1000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.