Bioteknologi Berbasis Singkong

Kamis, 21 Juli 2022

Indonesia Impact Fund (IIF) resmi mendanai perusahaan rintisan (startup) bioteknologi. Greenhope adalah produsen plastik berbahan baku alami ramah lingkungan (biodegradable-bioplastic) dengan memanfaatkan ketela pohon atau singkong.

Ini merupakan investasi kedua (second close) IIF, perusahaan yang dikelola Mandiri Investment Management, di mana Mandiri Capital Indonesia bertindak sebagai penasihat investasi. Sebelumnya, IIF juga berinvestasi di Cakap, salah satu platform edukasi teknologi Indonesia, dengan nilai yang sama, pada Maret 2022.

“Indonesia Impact Fund memiliki mandat investasi untuk mendukung pertumbuhan startup Indonesia yang bergerak di bidang sustainability,” kata Chairman APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia, Anindya Bakrie dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (11/6).

Anindya menjelaskan, IIF merupakan dana kelolaan dampak sosial swasta pertama di Indonesia yang berinvestasi di perusahaan startup. Program itu juga ditujukan untuk mempercepat tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia.

“SDGs Indonesia fokus pada pengentasan kemiskinan, layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, sistem pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses, peningkatan partisipasi perempuan, pembangunan lingkungan dan kota yang berkelanjutan, serta kepedulian terhadap perubahan iklim,” papar dia.

Anin mengungkapkan, inisiatif itu juga didukung Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, serta anggota ABAC Indonesia Shinta Kamdani dan John Riady. Selain itu, sejumlah investor generasi ketiga pebisnis Indonesia tergabung dalam IIF, di antaranya Michael Sampoerna, Anderson Tanoto, Jonathan Thahir, Alvin Sariaatmadja, Agus Pangestu, dan Arif Rachmat.

Anin menambahkan, ABAC Indonesia menunjuk Mandiri Investment Management Singapore Pte Ltd (MIMS), selaku fund manager IIF. MIMS yang berkedudukan di Singapura merupakan bagian dari grup PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi).

ABAC Indonesia, menurut Anindya Bakrie, juga ingin menjaring dana dari investor asing untuk turut berinvestasi di IIF. Selain itu, ABAC Indonesia menunjuk The United Nations Development Programme (UNDP) sebagai penasihat yang memantau pengelolaan perusahaan rintisan dalam pemanfaatan dana agar sesuai target SDGs.

 

Anin menegaskan, visi IIF adalah menjadi wadah untuk meningkatkan kepedulian dan memberi dukungan kepada anak muda Indonesia guna berkontribusi melalui pengembangan startup yang peduli terhadap bidang sosial dan lingkungan. “Total dana kelolaan Indonesia Impact Fund ditargetkan mencapai US$ 5 juta dalam dua tahun mendatang, dengan dukungan investor asing dan lokal,” tutur Anin.