PT Harapan Interaksi Swadaya (Greenhope) terus memperkuat komitmennya terhadap perdagangan yang adil dan ekonomi sirkular melalui kemitraan strategis dengan Kelompok Tani Setia, kelompok petani singkong di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Program ini menjadi bagian dari upaya bersama membangun rantai pasok berkelanjutan yang menghubungkan petani singkong dengan industri bioplastik berbasis bahan terbarukan.
Kolaborasi yang Tumbuh Bersama Petani
Kemitraan antara Greenhope dan Kelompok Tani Setia telah dimulai sejak sebelum pandemi Covid-19. Melalui skema Fair for Life (FFL), Greenhope membeli singkong dari petani dengan harga di atas pasar, menyediakan dana premium, serta membangun relasi jangka panjang yang saling menguntungkan.
Namun, proyek ini sempat terhenti saat pandemi melanda. Aktivitas terhambat oleh pembatasan mobilitas dan prioritas keselamatan masyarakat. Meski begitu, hubungan baik dan semangat kolaborasi tetap terjaga antara kedua belah pihak.
Sertifikasi Ulang Fair for Life Pasca Pandemi
Setelah kondisi membaik, Greenhope dan Kelompok Tani Setia melanjutkan kembali proyek FFL dan mengajukan sertifikasi ulang. Audit dilakukan pada 27–29 Februari 2024 oleh lembaga sertifikasi independen, berlangsung selama tiga hari penuh, dengan cakupan yang sangat menyeluruh.
Kegiatan audit meliputi:
Pemeriksaan dokumen dan administrasi pabrik
Observasi langsung fasilitas produksi Greenhope
Kunjungan ke kebun petani singkong
Wawancara langsung dengan petani
Kunjungan ke unit kecil pengolahan tepung (UKMK)
Observasi proses di converter bioplastik Ecoplas, yang menggunakan resin berbahan dasar singkong
Audit ini memastikan seluruh proses, dari hulu ke hilir, sejalan dengan prinsip perdagangan adil dan keberlanjutan sosial-lingkungan.
Singkong untuk Bioplastik: Awal Ekonomi Sirkular Desa
Dengan skema FFL, petani tidak hanya menerima harga premium (Rp 1.850/kg), tetapi juga dihubungkan ke ekosistem industri hijau. Singkong yang dibudidayakan menjadi bahan baku resin bioplastik, menggantikan plastik konvensional dalam kemasan dan produk konsumen.
Melalui model ini, Greenhope dan Kelompok Tani Setia sedang membangun pondasi ekonomi sirkular pedesaan yang mendukung petani sebagai pelaku utama.
Rencana Pengembangan Kolaboratif
Greenhope dan Kelompok Tani Setia tengah menyusun rencana bersama untuk:
Pembangunan fasilitas penepungan tapioka di desa
Pengembangan desain kemasan ramah lingkungan untuk produk olahan petani
Pelatihan pembuatan produk turunan dari singkong dan mocaf, seperti mie, kue, dan olahan pangan lokal
Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dalam musyawarah kelompok, dengan dukungan dari dana premium dan fasilitasi teknis dari Greenhope.
Tantangan dan Harapan
Meski kolaborasi ini menunjukkan dampak positif, beberapa tantangan tetap ada:
Usia petani yang relatif tua dan minimnya regenerasi
Alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan usaha komersial
Kurangnya minat dari generasi muda untuk bertani, khususnya di sektor singkong
Namun, Greenhope percaya bahwa dengan model perdagangan yang adil, pendampingan yang tepat, dan semangat kolaborasi, desa-desa seperti Cikarawang dapat menjadi bagian penting dari transisi menuju ekonomi rendah karbon dan regeneratif.
“Fair for Life bukan sekadar label. Ini adalah komitmen kami untuk membangun hubungan jangka panjang dengan petani, dengan dasar keadilan, keberlanjutan, dan tanggung jawab bersama.”
— Tim Sustainability Greenhope