Jakarta, 18 Februari 2021 - Inovasi teknologi telah terbukti sebagai metode yang ampuh dalam menekan biaya operasional, serta meningkatkan daya saing dan produktivitas perusahaan. Namun, inovasi tersebut seringkali hanya berdampak positif pada 'economic cost' atau biaya operasional perusahaan, namun tidak pada 'environmental cost'.
Padahal, pencemaran lingkungan telah menjadi masalah global yang harus segera diatasi. Dan, salah satu industri yang memiliki andil besar dalam menyelesaikan masalah ini adalah industri F&B.
Nimbly, solusi mobile yang mengubah daftar periksa manual menjadi wawasan instan dengan memungkinkan pekerja di garis depan untuk menerapkan prosedur operasi standar dan mengotomatisasi alur kerja dengan cara yang sederhana, berkolaborasi dengan Greenhope, sebuah perusahaan sosio-teknologi yang mendesain ulang masa depan plastik dengan menggunakan bahan berbasis bio dan dapat terurai secara hayati, dan ecorasa, pemasok kemasan Mamin yang ramah lingkungan, menyelenggarakan webinar bertajuk “Pengurangan Biaya melalui Inovasi”.
Kedua perusahaan ini tidak asing dengan inovasi ramah lingkungan yang dapat membantu bisnis makanan dan minuman Anda mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan tanpa mengorbankan produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Yang paling penting, inovasi ini tersedia dan terjangkau bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Mengapa Inovasi Ramah Lingkungan sangat dibutuhkan?
Libbis Sujessy, Kepala Kemitraan dan Inovasi Sosial dari Greenhope, menjelaskan bahwa isu plastik, pemanasan global, dan perubahan iklim saling terkait satu sama lain. Kerugian lingkungan yang diakibatkan oleh pemanasan global, terutama sampah plastik yang berakhir di lingkungan, sangatlah mahal. Inovasi ramah lingkungan sangat penting untuk melindungi lingkungan, masyarakat, dan mengurangi biaya lingkungan yang disebabkan oleh dampak pemanasan global.
Fakhri Ramadhan, Engagement Lead dari ecorasa, juga menambahkan bahwa pada akhir tahun 2019, sampah yang dihasilkan oleh DKI Jakarta kurang lebih 7000 ton per hari, dan 20% di antaranya adalah sampah plastik. Plastik konvensional membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Jika volumenya terus meningkat dan solusi pengelolaan sampah yang ditawarkan hanya penimbunan, maka masalah sampah plastik akan terus meningkat.
Theresia Marcella selaku Business Development Manager dari Nimbly Technologies juga menyampaikan bahwa dalam 5 tahun terakhir, terdapat peningkatan kesadaran pemilik bisnis mengenai urgensi penghematan biaya, terutama di masa pandemi. Upaya untuk mengatasi masalah ini merupakan proses jangka panjang. Selain mengurangi penggunaan kemasan plastik, pelaku usaha juga dapat mengurangi biaya lingkungan melalui digitalisasi operasional. Dengan menghilangkan dokumen kertas, bisnis dapat mengurangi penggunaan sekitar 20.000+ halaman kertas per tahun dan memangkas banyak biaya operasional yang tidak perlu seperti biaya pencetakan dan biaya lembur untuk entri data manual.
Inovasi teknologi dan ramah lingkungan harus berjalan beriringan untuk memangkas biaya lingkungan dan operasional secara efektif di masyarakat saat ini. Sudah saatnya setiap bisnis berkolaborasi dengan banyak pihak dalam mengatasi masalah ini karena terlalu besar untuk diselesaikan oleh perusahaan saja.